Sabtu, 19 April 2008

Pernikahanku....

19 April 2008
Aku kini berhadapan dengan masa depanku. Masa depanku yang tergantung hanya padaku untuk menjemputnya atau tidak. Aku mengibaratkannya dengan sebuah puncak Jayawijaya yang mungkin terjal dan aku harus mendakinya untuk mendapatkan kepuasan tersendiri. Aku mungkin belum pernah membayangkan puncak itu sebelumnya, mendaki gunungpun belum pernah. Namun aku hanya berpikir tentangnya, seperti saat ini aku masih berada di bawah dan belum mengerti apa-apa tentang pengalaman itu.

Ya... sebuah PERNIKAHAN yang aku bayangkan saat ini... Sebuah ikatan suci yang aku tambatkan kepadanya... Kepada Matahariku, semangatku... Kepada calon pasanganku yang mengharapkanku ada untuknya. Sebuah lembaran baru kehidupanku yang hanya akan aku jalani bersamanya, di gubuk kami yang sederhana, dengan anak-anak kami yang menghiasi hidup kami dengan canda. Sungguh, itu sebuah kepuasan tersendiri yang sampai saat ini, sampai detik ini terbayang...

Kini yang aku jalani, adalah perjuangan yang cukup berat menurutku. Aku harus menyelesaikan tugas akhirku, yang membutuhkan kekuatan ekstra dari tubuh dan pikiranku. Kenapa?? Karna di samping aku menyelesaikan tugas akhirku, pikiranku masih harus berkutat tentang kehidupannya. Kehidupan seseorang yang nanti akan menjadi pendampingku. Beberapa hari setelah aku pulang dari Yogyakarta, aku merasa menjadi seseorang yang 'hilang'. Bayangkan..... Dua bulan lebih aku bersamanya, dan saat ini aku harus tanpanya. Dua bulan lebih aku menikmati pahit getirnya hidup dan saat ini aku harus menjalani kehidupanku sendiri. Ternyata, betapa lemahnya aku saat ini. Betapa reot-nya ragaku karna hampanya jiwaku tanpa hadirnya...... Dan aku harus sesegera mungkin mengerjakan tugas akhirku hingga aku mencapai targetku untuk lulus di bulan Juni/Juli dan wisuda di bulang Agustus tahun ini.

Waw!! Aku berbicara tentang ini dengan beberapa kawan. Dan komentar yang aku dapatkan tetaplah sama. Aku tidak harus berlari dan menjadikan hal ini beban berat. Karna ketika aku berada pada posisi yang sekarang aku jalani, itu karna Tuhan. Karna Dia tahu aku bisa melaluinya, menjalani semuanya. Tuhan tahu bahwa aku bisa mencapai targetku di tahun ini.... Lulus..... dan bekerja sesuai dengan apa yang aku inginkan. Hingga aku mendapatkan penghasilan yang lebih layak untuk menghidupi keluargaku kelak.

Berbicara tentang rencana pernikahanku tahun depan dengannya, mungkin sudah terdengar sampai ke telinga beberapa kawanku. Karena mereka selalu mempertanyakan hal itu kepadaku ketika kami tak sengaja bertemu. Jujur aku kaget sekaligus menjadikan hal ini sebagai tanggung jawab atas pemikiranku. Dan aku harus merealisasikannya.

Berbicara tentang pernikahanku tahun depan dengannya, bagi kawan-kawanku yang tahu tentangku mungkin akan mencibir dan meragukan rencanaku ini. Karna bagi mereka ini tidaklah mungkin! Karna memang akan terbentur beberapa faktor yang menghambat jalannya rencanaku. Tapi aku tetap percaya, Tuhan akan mengabulkan rencana baik setiap hamba-Nya. Aku percaya, rencana pernikahan yang aku pikirkan sejak tahun lalu, adalah rencana mulia. Dan aku yakin Tuhan akan melancarkan rencanaku ini, meski aku akan melalui beberapa rintangan yang cukup melelahkanku ataupun dia.

Yah....
Tidak aku pungkiri, bahwa hal ini memang akan menguras tenaga dan pikiranku. Dia pun tahu itu. Namun dia selalu meyakinkanku, bahwa kami akan segera MENIKAH dan memiliki anak seperti yang kami impi-impikan sejak tahun lalu, sejak kami mengikat satu komitmen untuk bersama.... 9 Februari 2007....
Sebuah momen yang aku sadar, bahwa aku harus lebih bertanggung jawab atas pilihanku. Atas jalanku untuk hidup bersamanya. Dan aku telah berpikir panjang untuk itu, walau mungkin beberapa kawan mencemooh.

Aku hanya bisa berdoa dan memohon, semuanya akan baik-baik saja. Everything is under control.... Bukan begitu kawan??!

1 komentar:

Rizal Affif mengatakan...

Ahahahahaha, kabar buruknya, Tuhan tidak selalu mengabulkan rencana baik hamba-Nya. Kabar baiknya, Dia selalu memberikan kita yang terbaik :)

Sok atuh mangga realisasikan. Karena yang mencibir pun akan diam kalau itu jadi kenyataan. Tapi jangan hancur kalau rencanamu itu ga jadi kenyataan. Artinya, Tuhan punya rencana lain buat lu. Dan tugas lu adalah menjalani rencana-Nya dengan sebaik-baiknya :)