Sabtu, 19 April 2008

Perjalanan I

7 Maret 2008
Aku memulainya ketika aku memutuskan untuk terjun langsung ke kota Yogyakarta. Dengan modal seadanya, aku bertandang ke kota Pelajar itu. Untung aku tidak sendirian. Aku, dengan cintaku, dengan semangatku yang kala itu masih membara, melalui sepanjang jalan Yogyakarta dari Terminal Jombor dengan Trans Jogja.
Tepat di Shelter Kepatihan, di depan Hotel Mutiara, Malioboro, Yogyakarta aku turun, dan melanjutkan untuk mencari penginapan yang pas dengan uang di kantongku. Akhirnya aku kembali bernostalgia di Hotel Laras Hati, hotel di mana aku dan Genggong, awal tahun 2007 kemarin
backpacking.
Setelah bernegosiasi , aku memutuskan untuk menyewa kamar untuk 2 orang, dengan fasilitas spring bed, dan tv, seharga 65 ribu. Hotel Laras Hati berada di gang Sosrokusuman, kawasan belakang Mall Malioboro. Aku memilih tempat itu, selain karena ingin bernostalgia, tempat itu kurasa strategis dengan lokasi penelitianku, yakni di sekitar Malioboro dan Jalan Kaliurang.


8 Maret 2008
Akhirnya aku bertemu dengan calon sampleku, ada 2 orang yang aku temui. Aku memanggilnya si Abang dan si Aa'. Mereka menyambutku dengan hangat, mengingat aku sudah lama mengenal Abang. Dan pada saat itu pula aku berkenalan langsung dengan Aa'. Aku menyatakan maksud kedatanganku di Yogya, dan alhamdulilah, beliau bersedia untuk menjadi narasumber penelitianku.
Seketika itu pula, aku girang. Tidak ada yang lebih membuatku girang, kecuali kenyataan bahwa aku berhasil sedikit demi sedikit menembus komunitas mereka, komunitas yang aku jadikan subjek penelitianku. Individu Female-to-Male Transsexual. Aku lebih sering menyebutnya FTM. Mengingat apa yang sebenarnya terjadi, bahwa pada kenyataannya mereka sangat sulit untuk "ditembus". Bersyukur, karna aku mengenal Abang, yang membuatku bisa membuka mata lebih lebar dan berkenalan langsung dengan para rekan FTM di Yogya. Sungguh.... Pengalaman yang tidak semua orang bisa alami... Dan aku sangat mensyukuri hal ini.

9 Maret 2008
Hari ini aku mengikuti acara Abang di depan Gedung Agung, di mana di kawasan itu sering diadakan acara-acara (kalau kubilang sih) "Pembukaan Mata Rakyat", oleh para volunteer Yogyakarta. Dan salah satu pioneernya adalah si Abang. Aku ditugasinya sebagai 'juru potret'. Bersama cintaku, aku melakukan tugas yang diberikannya. Ia mempercayakan kepadaku hal apa saja yang akan aku abadikan. Kebetulan, aku memang ada hoby memotret, meskipun aku tidak memiliki fasilitas itu. Di tengah-tengah aku melakukan tugas, aku tidak menyangka sama sekali, bahwa aku akan melihat makhluk seindah itu. Aku pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Aku menikmati pemandangan seindah itu. Namun sayang, keinginanku untuk berfoto dengan keindahan itu tidak kesampaian. Ia keburu pergi dengan managernya. Beruntung, cintaku berhasil mendokumentasikannya. Walaupun terlihat dari samping, namun ia terlihat begitu indah... Begitu menawan.... Begitu mempesona....

Hari itu, Hari Perempuan Internasional, yang direalisasikan dengan semacam acara teater dari Karang Taruna milik si Abang. Aku lupa namanya. Ada pula dari anak-anak SOS Yogyakarta. Acara itu menggambarkan, bahwa sosok wanita bukan hanya sebagai mesin pencetak anak saja, namun ia adalah seorang yang pantas untuk dijunjung tinggi, dengan pemikiran-pemikirannya, dengan hasil karyanya, dll. Dan seorang anak yang dibesarkan oleh keluarga, diharapkan mampu menjadi generasi penerus yang dapat dibanggakan.

Selesai acara itu, aku bersama cintaku, dan Abang memutuskan untuk pergi ke Sekaten, sebuah acara adat di Yogyakarta dan Surakarta untuk memperingati hari Maulud Nabi Muhammad SAW. Aku bersama cintaku memilih untuk menonton atraksi lumba-lumba dkk. Kebetulan di situ ada keluarga si Abang yang menyempatkan untuk menonton acara itu. Aku pun dikenalkan dengan kakak perempuan Abang dan keponakan kecilnya, si Mayong. Aku sangat menikmati acara itu. Pikirku, daripada jauh-jauh ke Ancol, dan mumpung di sini ada kesempatan untuk menikmati acara itu. Kenapa disia-siakan... dan aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Walaupun jika dibandingkan, masih lebih memuaskan kalau aku menikmatinya di Ancol, tempat asal pada hewan laut itu. Namun aku sangat menikmatinya.....

Aku bermaksud untuk pulang ke penginapan, namun ternyata aku kesasar karena kenek bus sialan itu!! Aku harus sampai ke terminal Giwangan, padahal maksudku, tidak jauh dari kawasan Sekaten, seharusnya sudah sampai di tempat penginapanku. Aku tidak mengerti apa maksud dari kenek bus sialan itu. Apakah dia sengaja membuatku kesasar, dan hanya ingin mengejar setoran saja, atau bagaimana, aku tidak tahu. Hufh... sejak saat itu, aku bersama cintaku memutuskan, ketika ingin bepergian keliling Yogya, aku akan memakai Trans Jogja saja, itu tidak akan menjadi masalah... Dan tidak akan membuatku kesasar lagi.
Gara-gara aku kesasar, aku jadi malu sendiri. Seharusnya jam 2 aku bisa menemui calon narasumberku yang ke-3. Dan akhirnya aku baru bisa menemui beliau jam 3 sore di Mall Malioboro. Itu karna hpku ketinggalan dan karna aku harus sampai ke terminal Giwangan dulu. Sehingga jadwalku ketemuan dengan Calon Narasumberku harus mundur 1 jam.
Ketika aku bertemu dengannya, aku menemukan sebuah sapaan yang sangat hangat darinya. Ia seolah merangkulku dari ketidaktahuanku mengenai FTM. Dan ia bersedia untuk menjadi dosen pembimbingku selama aku di Yogyakarta. Sungguh, suatu hal yang sangat membuatku bangga dengan diriku sendiri. Aku bersama cintaku.... Tuhan telah mengantarkanku sampai keadaan seperti ini.


BERSAMBUNG......

Tidak ada komentar: