Sabtu, 19 April 2008

Perjalanan II

10 Maret 2008

Aku masih bisa bersyukur, dengan keadaanku yang serba terbatas, masih ada pertolongan dari-Nya. Aku diizinkan untuk menginap di tempat Marisha, teman baikku di SMU. Dan aku sengaja disediakan kamar khusus. Bersama matahariku, bersama cintaku, bersama semangatku, akhirnya aku memutuskan untuk menerima tawaran itu. Walaupun dalam hati, aku masih merasa tidak enak, dan ingin membayar uang sewa kamar itu selama 1 bulan. Marisha menolaknya, dan aku tidak bisa berkutik, karena kebaikannya. Aku hanya berusaha untuk bisa mengimbangi kebaikannya itu, namun selalu saja gagal. Marisha selalu menolak tawaranku, dalam apapun. Yaaahhh.... aku bisa apa...

11 Maret 2008
Aku melanjutkan perjalananku, untuk lebih mengetahui siapa itu FTM, dengan berinteraksi lebih lanjut dengan subjek penelitianku. Abang. Ya, aku mengirim SMS kepadanya. Dan beliau menyetujui untuk bertemu denganku, hari ini pukul 10.00 di Mall Malioboro Yogyakarta. Dan ketika kutemui, beliau menyempatkan untuk bermain fun game lt.3 Malioboro Mall. Aku pun menungguinya, menyempatkan untuk melakukan observasi partisipant dengannya. Dia begitu seperti anak kecil yang selalu memanfaatkan kesempatan untuk bermain. Menghabiskan waktu untuk mengeluarkan penat kerjanya. Begitu cara beliau menikmati.
Abang, begitu aku memanggilnya, menyediakan waktu untuk sharing denganku. Mengenai perjalanan hidupnya menjadi seorang FTM, aku mendengarkan dan mencerna baik-baik apa yang beliau ucapkan. Apa yang beliau ungkapkan, mengenai pendapat-pendapatnya, mengenai cerita hidupnya sekarang bersama pasanga-pasangannya, mengenai kebiasaannya, mengenai hal yang paling pribadipun, beliau berani ungkapkan secara jujur, tanpa pagar sekalipun. Secara pribadi, aku salut terhadap kepribadiannya. Beliau begitu supel dalam lingkungannya, hingga dari golongan bawah sampai ataspun, beliau bisa tembus. Maksudku, dari kalangan gerilya, sampai pada penguasa papan atas, beliau bisa jelajahi. Waw!! Sungguh, aku begitu terperangah mendengar cerita kehidupannya yang dapat aku bilang itu sangatlah CERDAS!!!

Beliau patut untuk dijadikan panutan. Bagaimana beliau mengajarkan untuk selalu bergerak dari bawah, dalam hal apapun, untuk mencapai keberhasilan yang tentu saja sangat memuaskan. Tentang bagaimana ia dapat menghidupi lebih dari 1000 anak asuhnya. Sungguh, aku masih sangat amat sangat terperangah mendengar apa yang dipaparkannya.
Hingga selesai sesi sharing, aku masih sengaja merekam apa yang kita bicarakan. Untuk mengingatkanku tentang hal apa saja yang beliau bicarakan. Untuk keperluan pengolahan data nanti. Dan beliau tidak berkeberatan.

Sepulanku dari proses sharing, aku, bersama cintaku, bersama matahariku, bersama semangatku, melanjutkan perjalanan untuk memutari wilayah Malioboro, bercanda, dengan kebiasaanku yang menggoda keindahan.
Si Penjual Teh..... ya, aku menemukan sebuah keindahan di sana. Menemukan beberapa warna indah dunia ketika aku menemuinya. Dan tentu saja, atas persetujuan cintaku, semangatku, matahariku. Dan ia pun juga menyebutnya begitu.... SEBUAH KEINDAHAN..... =)


13 Maret 2008
Aku memutuskan untuk pulang ke Solo, dengan maksud melepas kangen pada keluargaku di sana. Bulek, budhe, dian, dan segenap kerinduan kulepaskan untuk berlama-lama di sana. Namun aku akhirnya aku pun harus menetapkan jadwal, besok aku harus pergi ke Semarang, merayakan ulang tahun cintaku, semangatku, Matahariku..... Yah.... 15 Maret!!! Ia akan berulangtahun ke 22.
Aku tidak mempersiapkan sesuatu yang khusus untuk ulang tahunnya. Karena keterbatasanku, dan kutahu, ia pun menyadarinya... dan aku mencintainya karna itu... ia tidak menuntut banyak dariku, hanya aku harus bertanggungjawab atas komitmen yang sudah kita buat.....

14 Maret 2008
Aku ke Semarang.... Untuk memenuhi janjiku, merayakan ulang tahun Matahariku, yang ke-22 tahun. Aku mencintainya, lebih dari diriku sendiri. Aku menjaganya, menjaga cintanya, seperti aku menjaga diriku sendiri, dan aku tidak ingin kehilangan satu kesempatan berharga sedikitpun untuk membahagiakannya. Begitu pula dengan kesempatan ulang tahunnya kali ini. Aku tidak ingin mengecewakannya. Dan aku selalu ingin berada di sampingnya, ketika sebuah masalah, kebahagiaan, permasalahan menimpanya. Ini saat yang tepat, ketika aku menjadi bagian dari kebahagiaan di hari Ulang Tahunnya.

15 Maret 2008
Tepat pukul 00.00 aku menyambut hari bahagianya. Sengaja aku tidak tidur, karena aku ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan "Selamat Ulang Tahun". Ia telah terlelap ketika jam menunjukkan pukul 23.00
Ku matikan lampu, hanya dengan korek api aku menyambut hari ulang tahunnya. Sengaja kubangunkan dia, namun ia menolak untuk bangun. Ia memilih untuk tidur. Dan aku yang kepanasan, hanya menahan malu di depan temannya, Bondy... Hahaha....
Sungguh, ketika itu, perasaan maluku ada di ujung ubun-ubun. Namun aku hanya berusaha untuk menetralkan suasana.
Aku pun tertidur, di sampingnya, di samping Bondy, dengan segala kebahagiaan, dan kepuasan, karna aku telah menjadi orang pertama yang mengucapkan "Selamat Ulang Tahun" kepadanya. Suatu hal yang mungkin menurut orang sepele, namun aku mengagungkannya. Tidak setiap orang mendapatkan kesempatan seperti ini. DAn aku bangga mendapatkan kesempatan itu.

Pukul 09.00......
Riska, kekasih Bondy, telah tiba dari Jakarta. Entah aku tidak tahu, bagaimana perasaannya naik motor dari Bandara-PringKurung, Ungaran. Hahaha, mungkinkah pantatnya sakit?? Aku juga tidak tahu.... Hahahaha....

Pukul 10.00.....
Aku memutuskan untuk berangkat sekarang ke daerah Bandungan. Sebuah tempat penginapan yang kupikir amat sangat murah sekali jika dibandingkan dengan penginapan manapun di Kota Besar. Dengan modal 90 ribu, kami berlima bisa menginap di sana selama 1 hari. Penginapan yang lumayan santai, dengan fasilitas yang sangat memuaskan. Kami memutuskan untuk merayakan ulang tahun Matahariku di tempat itu. Kecil-kecilan memang, namun aku harap bisa membuat -paling tidak- matahariku menikmatinya.

Pukul 19.00
Aku sengaja meminta anak-anak mematikan lampu sejenak. Aku ingin paling tidak, jika dibilang kecil-kecilan memang iya, ada ceremonial kecil di hari Ulang Tahun Matahariku. Dengan Blackforest yang aku beli melalui Bondy, bersamaan ketika ia menjemput Riska dari bandara, aku menancapkan 22 lilin kecil di atasnya. Awalnya, Matahariku sempat menolak untuk diadakan ceremonial kecil-kecilan itu. Namun, aku bersikeras. Paling tidak, anak-anak yang ada di ruangan itu sadar, bahwa hari ini adalah hari bahagianya Matahariku, jadi jangan sekali-kali membuat Matahariku jadi redup dari sinarnya. Aku hanya ingin menciptakan suasana sedikit romantis di hari itu. Dan aku tidak mempedulikan apa yang orang lain katakan. Tujuanku hanya satu, yakni membahagiakan Matahariku... =)

Segala panjat doa aku ucapkan dalam keheningan sejenak waktu itu. Aku tak tahu, bagaimana perasaan Matahariku waktu itu. Yang jelas, walaupun sedikit, aku merasakan ada kebahagiaan di situ. Apalagi setelah ceremonial kecil-kecilan, kami
ngegames ala Manyun... Hahahahah.... Akhirnya aku bisa tertawa lagi, setelah sekian lama aku tidak menikmati acara-acara seperti itu dengan teman-teman SMUku. Dan aku menemukannya lagi.

Akhir 15 Maret 2008 aku tutup dengan ucapan "Selamat Ulang Tahun" lagi kepadanya... Kepada Matahariku... Kepada Cintaku... Kepada Semangatku.... Dan aku memeluknya dengan penuh kebahagiaan.... Karena aku memilikinya... Menjadi bagian penting dari kehidupannya.... Aku mencintainya.... T_T


16 Maret 2008
Aku bersama anak-anak akhirnya pergi ke pemancingan ikan. Di situ aku berharap dapat bertemu dengan orang-orang yang aku harapkan bisa bertemu ketika Matahariku merayakan ulang tahunnya. Namun hasilnya NIHIL, mereka telah memiliki kesibukannya sendiri. Aku merasakan sedikit kekecewaan yang dirasakan olehnya... oleh Cintaku, oleh Matahariku. Dan aku berusaha untuk membuatnya bersinar lagi... tidak lagi redup.... dan akhirnya kami pun menikmati acara kecil-kecilan itu.

Sorenya, aku kembali lagi ke Yogyakarta.... untuk melanjutkan aktivitasku di sini, menjemput impianku menjadi salah satu penulis skripsi fenomenal di fakultasku.......


Tidak ada komentar: