Senin, 05 Mei 2008

Lelah......

Keheningan suasana membuatku semakin panik, aku tak menemukan hadirnya. Aku tak menemukan hangatnya suasana seperti sebelumnya. Hanya ketegangan yang terjadi dan menjadikanku sebagai seorang yang payah. Aku makin terbodohi dengan keadaan. Aku makin terhakimi dengan suasana menjemukan dan melelahkan.


Aku semakin berjarak dengannya, karena suatu permasalahan yang seharusnya memang bisa untuk dibicarakan. Namun ia selalu mengelak. Apakah aku salah mempertanyakan pertanggungjawaban yang aku percayakan kepadanya? Mengapa selalu jarak yang tercipta ketika hal ini terjadi? Padahal sebelumnya kita tanpa jarak. Sangat dekat, lebih dekat dari bayanganku sendiri. Ia begitu sempurna dalam segalanya. Ia sangat sempurna ketika membahagiakan, pun menghancurkanku. Apakah karna aku berlebihan dalam memberikan cintaku padanya? Mungkin. Namun aku memang tidak dapat berkutik ketika harus berhadapan dengannya. Apakah aku hanya dimanfaatkan? Mungkin. Karna yang aku rasa demikian. Tapi mudah-mudahan ini hanyalah pikiran negatifku sesaat. Dan mudah-mudahan aku bisa menghandle pikiran burukku ini.


Berbagai macam permasalahan yang kita temui sekarang, yang berujung pada ada dan tidaknya uang. Dan aku lagi yang harus mengalah. Mengapa?? Apakah karna aku yang seharusnya bertanggung jawab atas hubungan ini? Mengapa harus aku? Mengapa hanya aku saja? Mengapa dia seakan-akan sama sekali tidak ikut terlibat dalam hal ini? Aku heran... Aku bingung dengan pikiranku sendiri. Sungguh, aku rapuh. Aku butuh suasana untuk sedikit ‘berlibur’, namun tetap saja tiada bisa aku lakukan. Pikiranku selalu mengarah padanya dan tak bisa pergi, apalagi ‘berlibur’. Aku sungguh tersiksa dengan keadaan tidak sehat ini. Akhirnya aku mengatakan perasaanku ini tidak sehat. Namun aku sendiri tidak tahu apa obatnya. Aku seperti terpasung dalam perasaan ini. Terpenjara dalam kisah cintaku, tanpa dapat aku sedikit saja mencuri-curi waktu untuk mengalihkan perasaan terpenjaraku ini.


Aku merasa semuanya berantakan. Tidak seperti yang aku rencanakan sebelumnya. Apakah ini ada campur tangan Tuhan? Benarkah? Benarkah Tuhan ikut campur dalam hubunganku dengannya? Mungkin. Karna Dia yang telah mempertemukanku dengannya. Dia yang telah menjadikan perasaanku makin lama makin membesar. Entah, kini yang aku rasakan, apakah ini suatu cinta, sayang, nafsu, keposesifan, otoriter, atau apa, aku makin kabur dengan apa yang aku rasakan. Aku tidak yakin lagi dengan rasa cinta yang aku miliki. Aku merasa kabur dan tidak dapat merasakan indahnya cinta itu lagi. Amarah yang kini menguasai perasaanku. Kecemburuan yang membabi buta yang kini aku sadar rasa itu telah menaungiku. Kecurigaan yang berlebihan, yang sepertinya selalu aku alamatkan kepadanya, dan akhirnya membuahkan sebuah pertengkaran besar.


Aku lelah dengan semuanya. Sungguh sangat lelah dan tidak lagi dapat aku rasakan betapa besar rasa cintaku padanya. Yang aku rasakan hanya kecurigaan, hingga menjadikanku sebagai korban dari perasaanku ini. Mengapa??!! Ya.... Karna aku begitu merasa terombang-ambing, dan akhirnya aku tidak dapat melakukan apa-apa. Pekerjaanku amburadul, semuanya berantakan. Aku hanya menjadi korban dari rasa cintaku yang begitu besar, mungkin nanti ketika rasa cinta itu hilang, aku akan menjadi gila. Mungkin saja.... Namun, apakah itu yang diharapkan olehnya? Apakah dia akan meninggalkanku? Sungguh aku lelah!!! Ingin sekali aku keluar dari lingkaran setan ini. Namun tiada satupun pintu yang terbuka yang mengizinkanku untuk pergi. Aku hanya terpasung oleh keadaan, dan tidak akan bisa keluar dari lingkaran setan itu, kecuali ada kekuatan yang membantuku......